Sunday, June 1, 2008
Bordiran Buatan Anak Jahit
Hiasan bordiran atau sulaman kain khas sumatera barat bukan buatan pabrik, melainkan di bordir sendiri oleh para gadis dan ibu-ibu di rumah. Di Padang, usaha membordir itu terdapat di Kampung Pariaman , Koto gadang, dan Ampek Angkek di Kabupaten Agam.
Tukang border itu disebut anak jahit. Anak jahit di upah oleh para pemilik modal atau took. Indrawati, pemilik toko Annisa, misalnya, saat ini memiliki 100 anak jahit yang tersebar di kampumg-kampung. “Saya hanya berhubungan dengan penanggung jawab dari tiap daerah,”ujarnya
Motif bordir, sulaman, dan tenunan yang di pesan kebanyakan motif natural, seperti bunga, daun, sulur, rumput dan kupu-kupu atau motif tradisional Minangkabau yang penuh makna dan symbol, seperti motif Pucuak Rabuang, yang melambangkan ajaran tentang norma-norma kebaikan dan kebenaran sesuai dengan hukum adat. Motif Saik Kalamai artinya si cantik manis, hanya dipakai untuk bordiran pada baju perempuan.
Jika anda ingin tau para anak jahit itu menenun. Anda bisa dating ke kampong Pandai Sikek di kaki Gunung Singgalang
Di tempat ini puluhan rumah dijadikan bengkel kerja untuk membuat tenunan. Selain juga dapat menyaksikan langsung bagai mana benang di pintal, pengunjung dapat di membeli tenunan songket dirumah tenun.
Salah satunya adalah Rumah Tenunan Pusako. Di rumah khans Minang ini dijual akin-akin songket yang indah dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 7 juta. Selain itu, dijual pula aneka hiasan dinding dari tenunan songket, sepatu, dan taplak meja.
sumber : Koran Tempo 17/05/2008