Pages

Sunday, June 1, 2008

Bordir Terawang dari Bengkawas


Ke padang, rasanya belum lengkap kalau belum membeli baju kurung berhiaskan bordir. Baju kurung itu biasa di beli dipasar tradisional atau di butik. Tapi, jika menginginkan baju kurung dengan aneka motif bordir. Anda bisa berkunjung ke Jalan Raya Bengawas yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Bukittinggi.
Di pinggir jalan itu deretan toko menjual aneka kain bermotif khas Minangkabau. Kain itu dapat dibuat kebaya, baju kurung, selendang, hingga mukena. Bahkan ada juga peralatan makan, seperti taplak meja dan alas gelas.

Tempo pun masuk ke salah satu toko itu. Namanya toko Annisa Dari balik etalase kaca toko itu, terlihat boneka manekin memakai kebaya dan baju kurung warna keemasan. Sangat cantik dan anggun. Ditoko yang berlantai dua itu, pengunjung dapat memilih kebaya bordir terawang, selendang bersulam benang emas, baju kurung bordiran, jilbab berhias payet, mukena bordir dan baju koko. Tak hanya itu tersedia pula songket tenunan Pandai Sikek dan songket Silungkang khas Minang.

Motif bordiran kebaya dan baju kurung kebanyakan mengunakan bordiran terawang. Bordiran itu dibuat di atas bahan sutra, sifon, katun dan linen.
Bordir terawang juga tampak mengiasi taplak meja, tas dan seprai.
Bordir terawang dangat diminati,” kata indrawati, pemilik Toko Annisa. Menurut dia, cara membuat bordir terawang cukup rumit. Sebelum kain bordir, serat-serat kain dicabut terlebih dahulu. Ada bagian serat kain yang diikat kembali, baru dibordir sesuai dengan motif yang diinginkan. Khusus untuk membuat bordir, Indarawati memiliki beberapa tukang bordir.

Toko-toko dikawasan Bengkawas itu menarik perhatian banyak pelancong. Siang itu, sebuah bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawan local berhenti di halaman Toko Annisa.
Puluhan perempuan yang baru turun dari bus merangsek masuk ke toko itu. Seketika, mereka pun terbenam dalam keasyikan memilih kebaya dan kain. Diantara mereka ada juga yang mencoba mukenah dan jilbab.
Lima pelayan toko tampak mondar- mandir melayani pembeli, sedangkan pengunjung pria menunggu di kursi tamu sambil menikmati segelas kopi susu gratis.

Juriah, 41 tahun ,wisatawan asal Yogyakarta, mengatakan untuk kedua kalinya ia berkunjung ke Bengkawas. “Hari pertama saya hanya melihat lihat-lihat,”ujarnya.“ Lalu saya bandingkan harga ketempat lain ”
Pebandinganya adalah di Pasar Atas, tidak jauh dari Jam Gadang, mascot kota itu. Pedagang dipasar itu menyebut Rp 2 juta untuk satu mukena bordeir “waduh mahalnya. Saya nggak jadi beli,” kata dosen sebuah pengguruan tinggi swasta di Yogyakarta ini.
Juriah pun kembali ke Jalan Bengkawas. Di Kawasan ini Mukena bordir dipatok Rp 75 ribu sampai Rp 1 juta. “Jadilah saya membeli mukenah di sini,” ujarnya.
Menurut dia,soal harga di Begawan memang lebih mahal,tapi barang yang di beli sesuai kualitas. Misalnya, satu potong kebaya border di bengkawas harganya Rp 200 ribu sampai 1,5 juta. “Ditempat lain bisa lebih mahal kalau tak pintar-pintar menawar,” ujar juriah. Indrawati menjamin kain yang di jual di tempatnya tidak akan sama dengan produk di tempat lain. Setiap motif dan warna bordir ia rancang sendiri. “Kami tidak buat produksi ini secara massal.